Penggunaan SPSS untuk Menguji Hipotesis




            Nah, jika post sebelumnya tentang penggunaan SPSS untuk menguji validitas dan reliabilitas, kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menguji hipotesis dengan SPSS.
Seperti pada post sebelumnya tentang uji hipotesis, pengujian hipotesis jini ada dua cara yaitu uji hipotesis satu sampel dan uji hipotesis dua sampel.

1.      Uji Hipotesis Satu Sampel
Data nilai skor TOEFL mahasiswa semester akhir Fakultas Ekonomi


Tahap-tahap pengujian dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:
1.      Masukkan data skor TOEFL tersebut dalam jendela Data View SPSS, dengan cara yang sama di mana semua data dikelompokkan dalam satu variabel. Beri nama variabel dengan Skor, kemudian isi Label dengan Skor TOEFL Mahasiswa.
2.      Dari menu Analyze, pilih menu Compare Means, kemudian pilih One-Sampel T Test sehingga keluar jendela berikut.
3.      Masukkan variabel skor TOEFL mahasiswa dalam kolom Test Variable.
4.      Abaikan menu yang lain.
5.      Klik tombol Ok

Hasil print out SPSS adalah sebagai berikut:

Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai t adalah sebesar 0,852. Dengan membandingkan dengan nilai t tabel dengan alpha 5% uji dua arah dan df  sebesar 3939 diperoleh nilai t sebesar 2,043 atau sebesar 1,96 jika tabel t Anda terbatas sampai angka 30. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kita menerima H0 yang menyatakan bahwa rata-rata skor TOEFL sebesar 415.

2.      Uji Hipotesis Dua Sampel
Manager Penjualan PT. Duta Makmur ingin mengetahui apakah ada perbedaan prestasi penjualan roti rasa durian berdasarkan tingkat pendidikan salesman.




Penyelesaian:
1.      Masukkan data dalam cell
2.     Klik Variable View, masukkan variabel yang dibutuhkan seperti yang terlihat pada gambar

3.      Klik Data, input data ke dalam jendela Editor, pada variabel Salesman masukkan data sesuai kode berikut:
1 = salesman-sarjana 2 = salesman-akademi
Catatan: Perhitungan dalam SPSS selalu untuk tipe data numerik. Untuk itu, variabel salesman harus dijadikan numerik.

4.      Dari menu utama, pilih Analyze > Compare Means > Independent-Samples T Test. Muncul kotak dialog gambar


5.      Masukkan variabel Durian pada Test Variable(s).
6.      Grouping Variable, pengelompokan ada pada variabel Salesman, maka masukkan variabel Salesman.
7.      Klik pada Define Group, seperti gambar


Untuk Group 1 isi dengan 1, yang berarti berisi tanda 1 atau ”salesman-sarjana”.
Untuk Group 1 isi dengan 2, yang berarti grup berisi tanda 2 atau “salesman-akademi”.
8.      Setelah selesai, pilih Continue > OK maka keluarannya sebagai berikut:

Kesimpulan: Dengan 0.05 untuk kasus di atas diketahui nilai t-tabel adalah -1.812. Karena pada keluarannya diperoleh t-hitung = -1.439 > t-tabel = -1.812 maka terima H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara prestasi penjualan roti durian dengan tingkat pendidikan salesman.
Catatan: Penarikan kesimpulan pengujian hipotesis dengan software SPSS menggunakan statistik uji t, karena output SPSS tidak menampilkan P-value.

A.    Uji t Dua Sampel yang Berpasangan Menggunakan SPSS
Produsen Obat diet ingin mengetahui apakah obat yang diproduksinya mempunyai efek terhadap penurunan berat badan konsumen. Sebuah sampel yang terdiri dari 10 orang masing-masing diukur berat badannya, kemudian setelah sebulan meminum obat tersebut, kembali diukur berat badannya.Ujilah pada taraf nyata sebesar 10% apakah obat diet tersebut berpengaruh terhadap penurunan berat badan.
1.      Masukkan data dalam cell.
2.      Dari menu utama, pilih Analyze > Compare-means > Paired-Samples T test.
3.      Pindahkan variabel sebelum dan sesudah ke kotak Paired variables dengan mengklik dua kali pada variabel tersebut





4.      Klik OK, maka hasilnya sebagai berikut


Hipotesis:
H0 : μsesudah - μsebelum = 0
Ha : μsesudah - μsebelum ≠ 0
Hipotesis awal (H0) mengatakan bahwa rata-rata berat badan sebelum minum obat sama dengan rata-rata berat badan sesudah minum obat. Sebaliknya, Hipotesis alternatif mengatakan bahwa rata-rata berat badan sebelum minum obat tidak sama dengan rata-rata berat badan sesudah minum obat.
Daerah penolakan:
Uji 2 arah: 
Tolak H0 apabila |t| > tα/2,n-1  atau Pvalue < α 
H0 ditolak apabila t > tα/2,n-1 atau jika t bernilai negatif apabila t < -tα/2,n-1 
Kesimpulan: Dari keluaran di atas diperoleh nilai statistik uji t = 1.646. Dengan taraf nyata sebesar 10 % dan derajat bebas n-1=10-1=9 , diperoleh tα/2,n-1 = t0.05,9 = 1.833. Karena t < t0.05,9 (1.646 < 1.833) maka terima H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara berat badan konsumen sebelum dan sesudah meminum obat diet. Yang berarti bahwa obat diet tersebut tidak mempunyai efek untuk menurunkan berat badan.


Comments

Popular posts from this blog

Distribusi Normal dan Standar Deviasi

Sorting and Displaying Data

Kuartil, Desil, Persentil